PENDAKIAN
MENEMPA MENTAL
Tanggal 05 maret 2017 kemarin, saya bersama
saudara-saudara seorganisasi pencinta alam Wana Putera mengikuti lomba jelajah
Alam Dartapala III.
Lomba ini berlangsung di Desa Gunung leutik Kecamatan
Ciparay Kabupaten Bandung.
Perlombaan ini merupakan pengalaman pertama saya,
Karena sebelumnya belum pernah mengikuti lomba jelajah alam seperti ini. kita
tahu bahwa perlombaan jelajah alam untuk komunitas dan organisasi pencinta alam
sangatlah langka. Maka dari itu saya dan saudara-saudara saya tidak ingin
melewatkan kesempatan berharga ini.
Kami berangkat sehari sebelum pelaksanaan lomba Karena
letak pelaksanaan lomba yang sangat jauh dari tempat asal kami yaitu daerah
Subang Jawa Barat, untungnya kami diantar oleh supir yang merupakan kenalan
kami di sekolah dan kebetulan ia juga merupakan penduduk yang berasal dari Desa
Gunung Leutik Ciparay Bandung. Sehingga kami tidak mengalami kesulitan saat
melakukan pemberangkatan.
Kami berencana untuk menginap di rumah supir kami
tersebut Karena letaknya yang sangat dekat dengan tempat dilaksanakannya lomba.
Pukul 19.00 WIB kami semua berkumpul di lingkungan
sekolah kami yaitu SMAN 1 Subang dan melakukan persiapan ulang sebelum
melakukan pemberangkatan agar tidak ada barang-barang yang tertinggal.
Sekitar pukul 21.00 WIB kami melakukan pemberangkatan,
sebelumnya tidak lupa kami melakukan doa bersama agar tidak ada hambatan yang
terjadi dan bisa kembali pulang dengan selamat.
Karena saat itu kami berangkat tepat malam minggu
sehingga jalanan menuju daerah Bandung sangatlah padat sehingga waktu kami tiba
lebih molor. Di perjalanan kami semua tidak bisa tenang dana amat cemas namun,
kecemasan itu membuat kami untuk saling menghibur dan menyanyi bersama.
Sekitar pukul 23.00 kami tiba di desa Gunung leutik
kemudian langsung menuju rumah peristirahatan, tiba di rumah kami semua
langsung tertidur pulas, mengingat bahwa esok pastinya akan melakukan pendakian
yang dapat menguras tenaga dan energi sehingga kami semua perlu mendapat
istirahat terlebih dahulu.
Pagi-pagi sekali bunyi sebuah alarm handphone salah satu saudara kami. Satu
persatu dari kami terbangun dan bersiap-siap untuk menuju lokasi perlombaan.
Sebelum berangkat kami sempatkan untuk sarapan dahulu.
Pukul 07.00 WIB kurang kami berjalan menuju lokasi
Karena tempatnya yang begitu dekat sehingga tidak perlu menggunakan kendaraan,
sesampainya disana sudah banyak sekali peserta dari berbagai organisasi dna
individu berkumpul. Sebenarnya dalam hati saya sendiri merasa kecil hati Karena
melihat organisasi lain mengirimkan banyak sekali perwakilan sedangkan kami
saat itu hanya mengirimkan 5 perwakilan dimana 3 perwakilan dalam regu putri an
2 perwakilan dalam regu putera. Namun perasaan itu tidak memengaruhi semangat
kami semua dalam perlombaan itu.
Tiba disana kami menuju ruang registrasi ulang yang
bertempat di aula desa untuk mendapatkan nomor peserta, saat registrasi kami
diberi 2 nomor peserta, dimana nomor peserta 003 untuk mewakili regu puteri dan
nomor peserta 020 untuk mewakili regu putera. Kemudian kami kembali keluar
aula.
Cukup lama kami menunggu untuk agenda selanjutnya
yaitu apel sekaligus pembukaan perlombaan, namun tak kunjung dimulai. Sekitar
pukul 09.00 apel baru dimulai. Cuaca saat itu sangat terik oleh cahaya
matahari.
Selesai apel pada pukul 09.20 kami dibariskan sesuai
nomor peserta. Perlombaan dbagi menjadi 3 gelombang. Saat itu saya dan saudara
saya dalam regu putri dalam gelombang pertama hingga nomor peserta 005.
Pukul 09.20 WIB perlombaan dimulai ditandai pembukaan
gerbang start oleh panitia. Saat itu kami bersepakat untuk menggunakan carrier
secara bergantian agar tidak terlalu Lelah walaupun saya liat hanya regu
Kamilah yang menggunakan carrier sedangkan yang lain tidak, mungkin Karena kami
baru dalam hal perlombaan ini sehingga kami melakukan persiapan sangat matang
seperti melakukan persiapan melakukan pendakian ke gunung seperti biasa.
Pada perlombaan itu, penilaian diberikan dengan
kriteria ketepatan waktu peserta dalam mencapai garis finish kembali dan akumulasi
nilai disetiap pos. dalam perlombaan dibagi menjadi 5 pos dimana tiap pos
terdiri materi-materi dalam ruang lingkup kepencintalaman.
Selang 10 menit dari garis finish kami mencapai pos 1,
pada pos tersebut kami diberi kertas kuisioner dan kami dicatat waktu tiba dan
pemberangkatan kembali menuju pos 2.
Tidak lama setelah beranjak kembali dari pos 1 tantang
besar mulai terlihat. Kami dihadapkan oleh pendakian dimana kemiringan tanjakan
tesebut hampir mencapai 90 derajat. Kami benar-benar sangat kesulitan dengan
kondisi tersebut Karena kami semua wanita dan ditambah kami membawa carrier,
berulang kali kami terpeleset kembali ditanjakan-tanjakan tersebut. Namun
inilah yang membuat pencinta alam berbeda yaitu jiwa sesame manusia. Walau kami
semua disana sedang dalam kondisi bersaing, namun saat itu kami semua tetap
saling membantu walaupun kami semua tidak pernah kenal sama sekali dengan satu
sama lain organisasi.
Tanjakan tersebut hadir berulang kali dan sangat
menguras tenaga kami hingga lutut terasa lemas dibuatnya. Disitu juga mulai
terseleksi setiap regu yang masih kuat melakukan pendakian dan yang sudah
lemas. Banyak regu yang berguguran Karena tidak kuat menghadapi tanjakan.
Setelah tanjakan tersebut berakhir kami beristirahat
sebentar selama 3 menit dan melanjutkan perjalanan.
Jarak dari pos 1 menuju pos 2 sangatlah jauh. Di
perjalanan regu-regu semakin sepi Karena banyak sudah istirahat terlebih
dahulu. Karena saat itu salah satu anggota regu kami merupakan kelas 10 yang
masih dalam pendidikan dan belum pernah melakukan pendakian sedikit mengalami
hambatan. Kepala nya terasa pusing dna lemas sehingga kami kadang beristirahat
lama. Kami sebagai mentornya pun menyemangatinya dan memberitahu bahwa bila ia
sudah tidak kuat kami bisa turun kembali dan tidak usah dilanjutkan Karena kami
bertanggungjawab akan keselamatannya.
Tiba di pos 2 kami beristirahat sebentar sambil
menunggu giliran untuk tes materi yel-yel. Letak pos 2 kami lihat merupakan
sebuah puncak gunung nini Karena daerah tersebut tidak ada pepohonan dan terik
matahari sangat menyengat panas. Saat giliran kami menyanyikan yel-yel kami dan
kemudian dilanjutkan berjalan.
Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 tidak sejauh dan
seterjal perjalanan dari pos 1 ke pos 2, namun tetaplah tanjakan menjadi sebuah
tantang yang sudah umum kami hadapi.
Kemudian kami tiba di pos 3 dimana letaknya didaerah
datar dan lebih rendah dari pos 2. Di pos ini kam di tes keterampilan baris
berbaris dengan komando dari seorang panitia. Saat itu setelah kami
menyelesaikan tugas. Panitia bertanya polybag yang kami gantung dibelakang
carrier untuk apa lalu kami menjawab untuk sampah.
Kami melanjutkan perjalanan. Pendakian ini merupakan
pendakian yang naik turun. Di perjlanan menuju pos 4 kami melakukan pendakian
menanjak kembali dimana sebelumnya di pos 3 kami turun, dalam pendakian ini
jalur yang dipakai tidaklah terlalu rumit namun kadang banyak persimpangan yang
perlu di perhatikan agar tidak keluar dari jalur dan tersesat.
Kami tiba di pos 5. Tiba di pos 5 kami di tes materi
botani dan zoologi serta tali temali. Panitia telah menyediakan banyak simpul
dan kami harus menebak simpul tersebut begitu juga dengan botani serta zoologi,
di pos ini kami tidak terlalu yakin Karena jujur saja kurang menguasai namun,
beberapa simpul dan botani serta zoologi dan kami jawab.
Setelah itu kami lanjut menuju pos 6 yang merupakan
pos terakhir, perjalanan menuju pos terakhir ini sama jauhnya dengan jarak pos
1 menuju pos 2. Namun yang membedakan apabila dari pos 1 ke pos 2 menanjak jika
perjalanan dari pos 5 menuju pos 6 menurun. Walau begitu turunan nya pun begitu
terjal dan apabila tidak hati-hati dapat berbahaya.
Petunjuk-petunjuk disepanjang jalur pendakian cukup
jelas dan terlihat oleh mata apabila kita cermat dan memahami tanda-tanda
buatan tersebut.
Pos 6 terletak di daerah perkampungan warga yaitu di
aliran anak sungai citarum. Dimana materinya yaitu penyebrangan basah dan
kering. Banyak penumpukan regu disana Karena satu persatu melakukan
penyebarangan sehingga membuat lama.
Dalam penyebrangan kami disedikan tali untuk
berpegangan, untungnya saat itu kami membawa webbing sebagai tali kami untuk
menyeberang dan berjalan lancar diakhiri dengan penyebrangan basah dengan menyusuri
anak sungai citarum.
Setelah itu kami melakukan perjalanan kembali untuk
menuju garis finish Karena saya berpikir bahwa perlombaan belum selesai dan
waktu tetap berjalan sehingga jika sudah berleha-leha tidak mungkin target
tercapai.
Perjalanan menuju finish menyusuri perkampungan. Dan
pada akhirnya dengan mengucap alhamudulilah kami masuk menuju garis finish dan
menyerahkan catatan waktu kami selama pendakian kepada panitia.
Setelah itu kami beristirahat dan melepas Lelah
disekitar daerah tersebut.
Pada pukul 17.30 WIB pengumuman dimulai. Rasa
was-was,khawatir,takut,sedih,bingung mengahmpiri kami semua. Kami hanya
berharap memperebutkan juara 3 dari regu puteri Karena kami lihat banyak regu
lainnya yang sangat bagus dan tiba lebih dulu disbanding kami.
Namun ketika pengumuman juara 3 bukanlah kami. Kami
mulai sedih dan harapan satu-satunya adalah mendapat juara 2. Namun, Tuhanpun
tidak menghendakinya. Dan ketika pengumuman juara 1 berlangsung kami sudah
tidak peduli dan mendengarkannya dengan rasa malas. Namun ketika panitia
menyebutkan bahwa pemenang juara 1 dari regu puteri adalah nomor peserta 003
kami tersontak kaget.
Entah perasaan kami campur aduk dan menangis terharu
Karena pada akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas dengan sempurna.
Itulah pengalaman lomba jelajah alam saya bersama
saudara-saudara saya yang sangat terkenang bukan Karena juara perlombaan
tersebut menjadi terkenang namun pengalaman yang menghantarkan kami agar lebih
belajar sepulang dari perlombaan.
baca juga postingan lainnya :
Trik jitu lulus SNMPTN Manajemen UNDIP
Bagaimana cara memilih jurusan?
Bagaimana cara menyusun sebuah acara?
Apakah tepat Fullday School di Indonesia